Televisi adalah sebuah media
telekomunikasi
terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara,
baik itu yang monokrom
(hitam-putih) maupun berwarna.
Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε,
"jauh") dari bahasa Yunani dan visio
("penglihatan") dari bahasa Latin,
sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang
menggunakan media visual/penglihatan.Penggunaan kata "Televisi"
sendiri juga dapat merujuk kepada "kotak
televisi", "acara
televisi", ataupun "transmisi televisi". Penemuan
televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini
mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal
sering disebut dengan TV.
Segala sesuatu di dunia ini,
baik berupa gerak, tindakan, keputusan, pekerjaan, dan lain-lain akan selalu
memiliki dua sisi yang berlawanan, yakni yang bernilai positif dan negative.
Hal ini merupakan sesuatu yang wajar karena, kita, manusia, sebagai pelaku
dalam drama kehidupan ini juga selalu memiliki kedua hal yang bertolak belakang
tersebut, diantaranya sisi lemah dan kuat, benar dan salah, baik dan jahat dan
sebagainya. Bagaimanakah dengan Televisi?
Siapa tak kenal benda yang satu
ini, dari balita hingga manula mengenalnya dengan baik. Sebagai media massa
elektronik, walaupun dalam bentuk yang paling sederhana televisi telah banyak
mempengaruhi kehidupan manusia. Televisi dengan berbagai acaranya memang selalu
menawarkan suatu kenikmatan tersendiri bagi para pemirsanya. Menonton televisi,
jelas ada manfaatnya dan mudharatnya. Lalu, seberapa besarkah manfaat televisi
dalam kehidupan ini dibandingkan dengan mudharatnya?
Berbicara mengenai masalah
televisi, seperti halnya berbicara tentang rumah makan, yaitu tak lepas dari
masalah siapa yang menyajikan, apa yang disajikan dan siapa yang menikmati
sajian tersebut. Meskipun sebagai pemirsa kita dapat memilih mana tontonan yang
layak untuk dinikmati dan mana yang tidak, namun tetap saja Televisi selalu
mampu membius perhatian orang-orang yang ada di sekitarnya. Banyak orang yang
dengan tanpa sengaja baik sadar ataupun tidak, tiba-tiba saja duduk dihadapan
Televisi untuk menikmati siaran atau acara yang disajikan. Sehubungan dengan
hal ini, banyak pula niat dan rencana yang tiba-tiba saja digagalkan. Sebagai
contoh, seorang pelajar yang tengah asyik membaca buku pelajarannya atau sudah
siap untuk belajar, tiba-tiba saja menghentikan kegiatannya atau membatalkan
niatnya, hanya karena tergelitik untuk menikmati berbagai acara, musik, film, sinetron,
gossip atau lawakan yang jelas-jelas tidak lebih bermanfaat daripada tugas dan
kewajibannya untuk belajar. Ternyata, menonton televisi itu lebih banyak
mudharatnya daripada manfaatnya.
Dalam kesehatan,juga ada
dampaknya yaitu berkaitan dengan perilaku menetap (sedentary behavior)
seperti duduk dan berbaring dalam waktu lama tanpa mengeluarkan energi, terlalu
banyak menonton televisi ditengarai berdampak negatif bagi kesehatan. Banyak
penelitian telah menunjukkan bahwa menonton televisi dalam waktu lama
berasosiasi dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi, tingkat
kebugaran yang lebih rendah, dan tingkat kolesterol
darah yang lebih tinggi. Semakin banyak seseorang menonton televisi pada saat
masih anak-anak, semakin tinggi kemungkinannya untuk mengalami obesitas
pada saat dewasa. Menonton televisi dan perilaku menetap lainnya juga
berasosiasi dengan semakin tingginya risiko kanker
kolorektal, endometrial, ovarium,
dan prostat[44]
serta risiko penyakit
kardiovaskular.
Bagi pelajar, menonton televisi
dapat menyebabkan ia lalai dan malas dalam belajar. Televisi juga telah
menjauhkan umat Islam dari agama dan mesjid. Berbagai kemunkaran, kekejian,
kejahatan, sadisme, pornografi, kebebasan dan kejahatan seks telah banyak diberitakan
dan dipertontonkan. Hal ini sedikit banyak telah menjadi jalan dan inspirasi
bagi sebagian orang untuk menjalankan kemunkaran lainnya. Dalam hal ini,
televisi sangat efektif sebagai media transformasi bagi timbulnya kejahatan.
Sangat mungkin pula, televisi dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu guna
memaksakan kehendaknya, mencekoki pola pikir dan isme-isme tertentu kepada para
pemirsanya demi keuntungan dan kepentingan mereka. Dan jika ini berhasil, dalam
arti diterima oleh sebagian pemirsa yang mengaku cerdas dan berpendidikan, lalu
bagaimana dengan sebagian pemirsa lain, yang kurang berpendidikan, kurang
selektif, kurang hati-hati dan kurang tanggap?
Televisi sebagai salah satu
hasil temuan budaya manusia modern, perlu dipergunakan secara benar agar dapat
memberikan manfaat. Pemanfaatan Televisi secara benar memungkinkan terciptanya
budaya baru, atau suatu iklim yang dapat menghubungkan keberadaan mahluk dengan
Khaliknya. Kebudayaan yang dapat menjadikan manusia menyadari tugas dan
kewajibannya, serta memahami peran dan fungsi keberadaan dirinya di tengah
masyarakat dan alam semesta ini.
Adalah sangat mungkin bagi kita
untuk memanfaatkan televisi sebagai alat bantu yang paling efektif dan efisien
dalam menjalani kehidupan ini, menuju masyarakat yang penuh dengan
kemashlahatan, baik secara social budaya, politik maupun ekonomi. Semua
kemaslahatan tersebut dapat terwujud apabila berbagai program dan acara yang
dibuat untuk ditayangkan di televisi, didasarkan pada hasil penelitian
kebutuhan masyarakat secara umum dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral
maupun material. Beruntunglah kita, karena dewasa ini telah banyak program
Televisi menayangkan berbagai acara keagamaan yang dikemas menjadi sesuatu
acara yang menarik, entah berupa dialog interaktif, sinetron, liputan mengenai
produk makanan atau minuman, dan banyak lagi. Acara-acara lain non keagamaan
seperti liputan mengenai berbagai kebudayaan daerah, kegiatan mengenai
pengenalan lingkungan hidup, dll, juga baik dan bermanfaat jika ditonton.
Namun demikian, semua itu
kembali terpulang pada kita sebagai pemirsanya. Acara Televisi manakah yang
hendak kita tonton? Sedikit tips berikut mudah-mudahan dapat membantu kita
dalam memilih acara televise untuk ditonton agar benmanfaat.
- Pilihlah acara yang memang benar-benar bermanfaat bagi seluruh anggota keluarga dan berikan bimbingan pada anak pada saat menonton acara TV.
- Tentukan dan bedakan batas waktu khusus menonton TV bagi anak-anak yang belum dewasa dan bagi anak yang sudah dewasa
- Matikan segera pesawat TV jika terlihat menayangkan sesuatu yang menjurus pada hal-hal yang berbau sadisme, pornografi/aksi, atau yang bertentangan dengan syariat agama
- Jika perlu, gunakan pesawat TV hanya sebagai media untuk mendapatkan informasi penting dan berguna
- Alihkan perhatian dan kegemaran anak-anak dalam keluarga dari kecanduan untuk menyaksiakan seluruh acara TV dengan kegiatan lain yang lebih berguna misalnya dengan belajar , membaca buku cerita anak, belajar ngaji Al Qur’an, dll.
- Senantiasa berdo’a pada Allah SWT, agar apa yang kita tonton dapat memberikan kebaikan bagi kehidupan kita di dunia maupun akhirat.
Jenis program televisi dapat
dibedakan berdasarkan bentuk jadi (format) teknis atau berdasarkan isi.
Bentuk jadi teknis merupakan bentuk jadi umum yang menjadi acuan terhadap
bentuk program televisi seperti gelar wicara (talk show), dokumenter,
film, kuis, musik, instruksional, dll. Berdasarkan isi, program televisi
berbentuk berita dapat dibedakan antara lain berupa program hiburan, drama,
olahraga, dan agama. Sedangkan untuk program televisi berbentuk berita secara
garis besar digolongkan ke dalam warta penting (hard news) atau
berita-berita mengenai peristiwa penting yang baru saja terjadi dan warta
ringan (soft news) yang mengangkat berita bersifat ringan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar