widgets

Kamis, 28 November 2013

PEMILU 2014


Pemilu 2014 lima bulan lagi. Perhelatan lima tahunan ini jelas penting bagi masyarakat. Mereka akan menyalurkan aspirasinya dengan memilih sosok-sosok politisi yang akan duduk di parlemen. Suara yang diberikan semestinya mencerminkan keterikatan masyarakat dengan para wakil rakyat itu.
 Masalahnya, memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD di tingkat provinsi dan kabupaten/kota tak sesederhana itu. Calon anggota legislatif harus mendapatkan suara terbanyak di suatu daerah pemilihan. Warga pun harus mampu memilah ratusan, bahkan ribuan, nama dan foto calon dalam surat suara untuk DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.
Dalam kaitan ini, penyelenggara pemilu menyiapkan kerja besar. Parpol diverifikasi dan akhirnya menghasilkan 12 parpol nasional dan 3 parpol lokal di Provinsi Aceh. Kini, Komisi
Pemilihan Umum menjalankan tahapan pencalegan, pemutakhiran data pemilih, persiapan pengadaan barang dan jasa, serta terus menyusun berbagai aturan teknis.
”Kita beruntung. Betapapun sebagian besar orang memandang pemerintahan Orde Baru buruk, tetap saja Orde Baru memberikan jasa yang sangat berarti dalam bentuk pemilu berkala lima tahunan. Kalau tidak ada pengalaman pemilu berkala, pasca-Reformasi negara ini mungkin sudah ambruk,” kata Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan saat menyampaikan orasi ilmiah 15
Tahun Reformasi, akhir Mei lalu.

Selasa, 19 November 2013

Televisi Bagi Masyarakat



Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, "jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.Penggunaan kata "Televisi" sendiri juga dapat merujuk kepada "kotak televisi", "acara televisi", ataupun "transmisi televisi". Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal sering disebut dengan TV.
Segala sesuatu di dunia ini, baik berupa gerak, tindakan, keputusan, pekerjaan, dan lain-lain akan selalu memiliki dua sisi yang berlawanan, yakni yang bernilai positif dan negative. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar karena, kita, manusia, sebagai pelaku dalam drama kehidupan ini juga selalu memiliki kedua hal yang bertolak belakang tersebut, diantaranya sisi lemah dan kuat, benar dan salah, baik dan jahat dan sebagainya. Bagaimanakah dengan Televisi?

Sabtu, 09 November 2013

Kepadatan Penduduk di Jakarta dan Cara Mengatasinya




Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia/Batauia, atau Jaccatra (1619-1942), dan Djakarta (1942-1972). Di dunia internasional Jakarta juga mempunyai julukan seperti J-Town, atau lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding New York City (Big Apple) di Indonesi. Nah sekarang,saya akan membahas mengenai permasalahan penduduk yang ada di Jakarta.
Kepadatan penduduk menjadi salah satu penyebab banjir di Jakarta.Ada beberapa fenomena yang menghubungkan antara kepadatan penduduk dan bencana alam, termasuk banjir. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi memerlukan papan dan pangan cukup, dan keduanya berhubungan dengan ketersediaan lahan.Kepadatan penduduk cenderung berdampak pada permukiman yang tidak ramah lingkungan. Rumah yg berhimpitan tanpa dipikirkan resapan air tanahnya, tentu saja dapat menyebabkan banjir
Demikian juga dengan sulitnya lahan permukiman mengakibatkan banyak penduduk di daerah perkotaan mengambil jalan pintas dengan mendiami rumah-rumah di bantaran sungai. Semua diperparah dengan perilaku sebagian penduduk yang membuang sampah sembarangan. Padahal, selain merusak habitat lingkungan, membuang sampah sembarangan membuat pendangkalan sungai semakin cepat.
Tingginya jumlah pertumbuhan penduduk di Jakarta, menjadi pemicu tingginya angka kemiskinan yang terjadi. Bahkan seiring angka kemiskinan yang cukup tinggi, tingkat kejahatan serta angka kriminalitas yang terjadi di Ibukota Jakarta pun semakin meningkat pula.Tidak heran, jika saat ini isu pertumbuhan penduduk menjadi isu yang tak dapat diremehkan dan kian mendesak untuk segara diantisipasi oleh Pemerintah Provinsi Pemprov DKI Jakarta.Sebab bagaimana Pemprov bisa mengentaskan kemiskinan dan menekan angka kriminalitas, jika kepadatan pendudukan di Jakarta tidak bisa dikendalikan dengan baik.Dalam kampanye di tahun 2007 lalu, Gubernur Fauzi Bowo mengatakan dimasa kepemimpinannya, dia akan memrioritaskan penanganan kemiskinan di Jakarta.
Beberapa janji tersebut adalah, mendorong perbaikan kampung bagi permukiman warga miskin, meningkatkan lapangan kerja bagi warga miskin, memerangi kemiskin dan kebodohan dan menjadikan hidup warga Jakarta lebih baik.Namun sekali lagi, jika masalah pertumbuhan penduduk justru tidak mendapatkan penangganan dengan baik, maka program pengentasan kemiskinan tidak akan terlaksana dengan bai. Begitu juga dengan kejahatan dan tindak kriminalitas akan semakin merajalela.Kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia khususnya Jakarta dalam upaya mengatasi masalah jumlah penduduk, yaitu:
a). Mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional, dengan cara memperkenalkan tujuan-tujuan program KB melalui jalur pendidikan, mengenalkan alat-alat kontrasepsi kepada pasangan usia subur, dan menepis anggapan yang salah tentang anak. Meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia.
b). Menetapkan Undang-Undang Perkawinan yang di dalamnya mengatur serta menetapkan tentang batas usia nikah.
c). Membatasi pemberian tunjangan anak bagi PNS/ABRI hanya sampai anak kedua.